KKN Konversi Pajangan: Pencarian Informasi Masjid dan Makam di Dukuh Kalakijo dan Dukuh Pringgading

02 Juni 2024
KKN UIN
Dibaca 114 Kali

Sabtu (31 Mei), kelompok 1 KKN Konversi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melanjutkan pencarian jejak peradaban Islam di Guwosari. Pada penelusuran kali ini, kami memfokuskan pencarian informasi mengenai masjid dan makam kuno di wilayah Dukuh Kalakijo dan Dukuh Pringgading.

Setelah melakukan penelusuran, kami berhasil menemukan dua masjid yang berusia cukup tua, yaitu Masjid Safinatul Karim di Dukuh Kalakijo dan Masjid As-Shodiqin di Dukuh Pringgading. Berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Sukatiyah (59 tahun), masjid ini diperkirakan dibangun sekitar tahun 1970-an oleh Bapak Prawono Husodo, yang diketahui merupakan pendiri Muhammadiyah di Pajangan. Masjid ini dibangun secara bertahap dari sebuah masjid sederhana dan perlahan dikembangkan menjadi masjid modern seperti sekarang ini. Masjid Safinatul Karim selain digunakan sebagai ibadah sholat berjamaah juga berfungsi sebagai sentral pengelolaan Organisasi Muhammadiyah se-Pajangan. Di masjid ini berjalan TPA yang telah didirikan sejak tahun 1988 dan saat ini terdapat 40 anak-anak sekitar yang mengikuti TPA. 

Kemudian di Dukuh Pringgading kami menemukan masjid yang tergolong cukup tua, yaitu Masjid As-Shadiqin. Masjid ini diperkirakan berdiri pada tahun 1980-an yang diinisiasi oleh Mbah Ahmad Badawi Khalil, seorang ulama lokal di Pringgading. Sebelum berdirinya masjid ini, diceritakan oleh Bapak Muhyidin bahwa masyarakat Pringgading menjalankan shalat berjamaah dan shalat Jumat di Masjid Ichsanullah, Grogol Watugedug. Masjid ini dibnagun di atas tanah wakaf berukuran 14 x 16 m2 dan dibangun oleh masyarakat sekitar secara gotong royong. 

Selain kedua masjid di atas, kami juga menemukan dua pemakaman kuno. Pertama kompleks pesarean Panti Laya yang dibangun tahun 1972. Di dalam kompleks pemakaman ini terdapat sebuah makam tua yang oleh masyarakat sekitar dikenal dengan makam Mbah Jenggot. Berdasarkan dari hasil wawancara bersama Pak Daim pada tanggal 5 Mei, diketahui bahwa Mbah Jenggot merupakan tokoh cikal bakal masyarakat Karangber dan juga nama lain dari Ki Ageng Mangir Megatsari. Kemudian yang kedua adalah kompleks pemakaman Poncodiryo yang terdapat di Dukuh Kalakijo. Di dalam kompleks pemakaman ini terdapat dua makam tua yang dikeramatkan oleh warga sekitar dan sering dijadikan sebagai tempat untuk bertirakat. Namun sayangnya kami belum bisa mengidentifikasi tokoh siapa yang dimakamkan di kedua makam tersebut, sehingga dianggap keramat oleh masyarakat sekitar.Â