KKN Konversi: Kekayaan Budaya di Kelurahan Guwosari

05 Mei 2024
KKN UIN
Dibaca 40 Kali
KKN Konversi: Kekayaan Budaya di Kelurahan Guwosari

Pada tanggal 3 Mei 2024, kami melakukan wawancara dengan Pak Juremi, yang menjabat sebagai Ketua Forum Budaya Kelurahan Guwosari. Dalam wawancara tersebut, Pak Juremi memberikan beberapa informasi mengenai berbagai tradisi budaya yang masih dilestarikan di wilayah tersebut.

Salah satu tradisi yang dibahas adalah Grebeg Selarong, sebuah acara yang awalnya diciptakan untuk menyambut kedatangan Sultan Agung. Namun, sekarang acara ini telah menjadi rutin dan memiliki filosofi untuk menghidupkan cita-cita Diponegoro, yaitu menyebarkan agama Islam dan mengusir penjajahan.

Selain itu, Pak Juremi juga menjelaskan tentang Rodatan, sebuah tradisi sholawat Jawa yang dilakukan setiap malam Jumat. Sholawat ini dilakukan dengan menggunakan syair Jawa dari kitab Albarzanji dan sudah dimulai sejak sebelum kemerdekaan, diiringi dengan alunan robana dan kendang besar.

Tradisi lain yang disebutkan adalah Pek Bung di Kalak Ijo, sebuah ritual untuk menyambut kelahiran yang dilakukan sebelum adanya budaya Rodatan. Di Pringgading, terdapat kerajinan tatah wayang yang menjadi bagian dari warisan budaya yang dilestarikan.

Budaya Keduri di Busing juga dibahas, di mana masyarakat menggunakan sarang dari daun kelapa dan tatakan daun Jati. Filosofi di balik tradisi ini adalah untuk mengingatkan manusia bahwa makanan berasal dari Allah SWT.

Terakhir, Pak Juremi menyampaikan bahwa semua dukuh di wilayah tersebut melakukan sholat subuh dengan qunut, kecuali Kalak Ijo dan Pringgading. Hal ini menunjukkan keragaman tradisi budaya yang masih dijaga dengan baik di Kelurahan Guwosari.