KKN UNY di Padukuhan Santan: Berkunjung ke Go-Sari Pengelolaan Sampah dan Budidaya Maggot

02 Agustus 2024
KKN UNY
Dibaca 64 Kali
KKN UNY di Padukuhan Santan: Berkunjung ke Go-Sari Pengelolaan Sampah dan Budidaya Maggot

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Padukuhan Santan tidak hanya berfokus pada pengabdian masyarakat dalam bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga dalam pengelolaan lingkungan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah kunjungan ke Go-Sari, tempat pengelolaan sampah di Kelurahan Guwosari. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar serta memperkenalkan budidaya maggot sebagai solusi pengelolaan sampah organik.

Pilah Sampah dari Rumah Sesuai Jenisnya

Pengelolaan sampah yang efektif dimulai dari pemilahan sampah di rumah. Di Go-Sari, masyarakat diajarkan untuk memisahkan sampah berdasarkan jenisnya menjadi tiga kategori utama:

  1. Bosok (Organik): Sampah organik yang dapat terurai secara alami, seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan. Sampah jenis ini dapat diolah menjadi kompos atau digunakan dalam budidaya maggot.

  2. Rosok (Anorganik): Sampah anorganik yang tidak dapat terurai secara alami, seperti plastik, kaca, dan logam. Sampah ini dapat didaur ulang atau dijual ke pengepul sampah anorganik.

  3. Popok (Residu): Sampah residu yang sulit atau tidak dapat didaur ulang, seperti popok sekali pakai, pembalut, dan tisu basah. Sampah jenis ini biasanya memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan.

Budidaya Maggot dan Siklus Hidupnya di Go-Sari

Salah satu inovasi yang diperkenalkan di Go-Sari adalah budidaya maggot. Maggot adalah larva dari lalat tentara hitam (Black Soldier Fly) yang memiliki kemampuan mengurai sampah organik dengan cepat dan efisien. Proses budidaya maggot ini melibatkan beberapa tahap:

  1. Persiapan Media: Sampah organik yang telah dipilah ditempatkan dalam wadah khusus sebagai media untuk maggot. Media ini harus bebas dari bahan kimia berbahaya agar tidak merusak kesehatan maggot.

  2. Penempatan Telur Lalat: Telur lalat tentara hitam ditempatkan pada media sampah organik. Dalam waktu beberapa hari, telur akan menetas menjadi larva atau maggot.

  3. Pertumbuhan Maggot: Maggot akan mulai mengurai sampah organik dengan cepat. Proses ini biasanya berlangsung selama 14-18 hari hingga maggot mencapai ukuran maksimal.

  4. Pemanenan Maggot: Maggot yang telah mencapai ukuran dewasa dapat dipanen. Maggot ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat dijual sebagai pakan ternak atau ikan.

  5. Pemanfaatan Sisa Penguraian: Sisa sampah organik yang telah diurai oleh maggot dapat digunakan sebagai kompos untuk tanaman, sehingga tidak ada limbah yang terbuang percuma.

Kunjungan KKN Universitas Negeri Yogyakarta ke Go-Sari memberikan wawasan baru bagi masyarakat Kelurahan Guwosari tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar. Dengan memilah sampah dari rumah sesuai jenisnya, serta memanfaatkan budidaya maggot, masyarakat dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah tersebut. Kegiatan ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya.