KKN Konversi Pajangan: Penerjunan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga ke Desa Guwosari

20 Maret 2024
KKN UIN
Dibaca 70 Kali
KKN Konversi Pajangan: Penerjunan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga ke Desa Guwosari

Guwosari - UIN Sunan Kalijaga sebagai perguruan tinggi selalu berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif yang nyata kepada masyarakat, salah satu langkahnya yaitu dengan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada kesempatan kali ini Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga berinisiatif untuk meluncurkan program Kulliah Kerja Nyata (KKN) Konversi Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema “Penelusuran Jejak Peradaban Islam di Kecamatan Pajangan, Bantul”. Program KKN ini resmi dimulai pada tanggal 7 Maret 2024 dengan dilaksanakannya upacara penerjunan mahasiswa KKN Konversi yang bertempat di Balai Desa Guwosari, Pajangan, Bantul.

Acara ini diikuti oleh 20 mahasiswa KKN Konversi UIN Sunan Kalijaga didampingi oleh dosen pembimbing lapangan, antara lain M. Yaser Arafat, M.A., Muhamad Zaki Riyanto, S.Si., M.Sc., dan Rachmad Resmiyanto, S.Si., M.Sc. Turut hadir juga kepala desa Guwosari, Masduki Rahmad, SIP, beserta beberapa staf kelurahan. Dalam kesempatan kali ini, dosen pembimbing lapangan mewakili mahasiswa KKN meminta izin kepada kepala desa untuk melakukan penelitian di Desa Guwosari pada pedukuhan tertentu dan pedukuhan lain yang memiliki kaitan sejarah, seperti  Dukuh Watugedug, Kentolan Kidul, Kembangputihan, dan Kentolan Lor. Kepala desa juga memberikan arahan mengenai wilayah-wilayah di Desa Guwosari, tempat-tempat bersejarah, makam-makam kuno, dan sebagainya. Ini menjadi tonggak awal perjalanan yang menandai kolaborasi erat antara perguruan tinggi dan komunitas lokal dalam memperdalam pemahaman akan sejarah dan budaya setempat.

Penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa KKN ini mengusung misi penting, yaitu melacak jejak peradaban Islam di Desa Guwosari. Penelitian kurang lebih akan berfokus pada pelacakan awal perkembangan Islam di Guwosari dengan mengidentifikasi makam-makam, masjid atau sisa masjid kuno, senjata, dan juga manuskrip yang ada. Tidak hanya itu, mereka juga akan mempelajari kisah-kisah legendaris seperti perjuangan Pangeran Diponegoro yang berkaitan dengan Goa Selarong, melalui tradisi lisan yang masih hidup di kalangan masyarakat setempat.

Untuk mengoptimalkan penelitian mereka, mahasiswa KKN dibagi menjadi dua kelompok yang akan fokus meneliti sejarah di dua lokasi berbeda, yaitu Kembang Putihan dan Watugedug. Pemilihan kedua lokasi tersebut bukanlah kebetulan semata, melainkan langkah strategis untuk mengenal lebih dekat wilayah sekitar Goa Selarong, yang telah menjadi calon kampus baru UIN Sunan Kalijaga. 

Acara penerjunan KKN Konversi di Desa Guwosari bukan hanya sekadar sebuah kegiatan akademis, melainkan juga sebuah momen bersejarah yang bertujuan untuk melestarikan dan memperdalam pemahaman akan identitas budaya lokal. Diharapkan, melalui kolaborasi erat antara perguruan tinggi dan komunitas lokal, program ini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan dan pelestarian warisan budaya Islam yang berharga bagi generasi mendatang di Pajangan, Bantul. Ini adalah langkah penting dalam perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam akan sejarah dan budaya lokal, yang menjadi inti dari semangat KKN Konversi UIN Sunan Kalijaga. Dengan demikian, UIN Sunan Kalijaga berkomitmen untuk membangun jembatan pengetahuan antara perguruan tinggi dan masyarakat, menjadikan KKN Konversi sebagai wahana untuk mewujudkan keterlibatan aktif dalam pengembangan dan pelestarian warisan budaya yang kaya di Indonesia.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan hubungan yang harmonis antara universitas dan masyarakat dapat semakin diperkuat. Langkah ini menjadi salah satu upaya nyata dalam mendorong terciptanya pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai sejarah dan budaya lokal, serta menggerakkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan budaya bagi pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Sehingga, KKN Konversi tidak hanya menjadi sebuah kewajiban akademis, tetapi juga menjadi wujud nyata dari semangat gotong royong dan tanggung jawab sosial yang menjadi landasan bagi kemajuan bangsa. (Rat & Kho)